Info tentang pengetahuan ilmu Sastra Indonesia, Inggris, Arab, serta Budaya bangsa dan Usaha Ekonomi Masyarakat

Resensi Novel Pramoedya Ananta Toor Arus Balik

Unknown

Resensi Novel Pramoedya Ananta Toor Arus Balik. Arus Balik merupakan karya ini dari salah satu novelis terbesar di negara ini, Pramoedya Ananta Toer. Apakah sampeyan mengenal sosok tersebut ??? Beliau merupakan sosok Masterpiece dalam bidang seni budaya terutama novel. Karyanya seperti Tetralogi, Arus Balik, Bumi Manusia, Gadis Pantai, dll. Keikut sertaan Pramoedya di organisasi Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat) membuatnya pernah di penjara di Pulau Buruh, bahkan beberapa bukunya pernah dibakar.

Novel yang berjudul Arus Balik, ini sebenarnya merupakan Tetralogi empat novel lainya (Arus Balik, Arok Dedes Mangir, dan satu naskah masih hilang). Novel ini menceritakan  sebuah arus yang berbalik, pasca keruntuhan kerajaan Majapahit (1478 M) membuat Nusantara yang awalnya merupakan mercusuar dari arah Selatan dan membawa arus Utara, akhirnya harus menerima fakta bahwa arus telah berbalik. Hingga akhirnya Indonesia dan sekitarnya (Nusantara) menerima kenyataan sekian abad lamanya terjajah. Kecerdasan dan kemahiran Pram, menceritakan suasana yang terjadi waktu itu dengan gaya cerita sendiri, membuat kita akan mudah mengetahui pola pikir, kebudayaan, perjuangan masyarakat Nusantara saat itu. Karena itulah, saya akan membahas Novel tersebut dalam resensi ini dan selamat membaca riaa…………..baca juga Resensi Novel Arok Dedes karya Pramoedya Ananta Toor

Novel Arus Balik

Resensi Novel Pramoedya Ananta Toor Arus Balik


Galeng = Wiranggaleng (Tokoh Utama)
Nusantara menjadi saksi bisu dan bungkam atas kehebatan kerajaan besar penguasa arus selatan hingga mampu menerjang penguasa kerajaan arus utara. Majapahit saat itu adalah kekuatan maritim terbesar pada abad-nya (1350 - 1389 M), Majapahit mengusai hampir seluruh bagian dari Indonesia saat ini, hingga Malaysia (Malaya), Singapura (Tumasik) dan beberapa negera di ASEAN lainya. Namun itu hanya kisah dongeng masa lampau bagi masyarakat desa waktu itu. Kerajaan Majapahit sudah hancur dalam perang saudara yang tak berkesudahan, meninggalnya  Mahapatih Gajah Mada menjadi titik awal, dialnjutkan peristiwa berturut-tirut menggrogoti kerajaan, dan akhirnya dikatakan lenyap setelah kedatangan Islam.

Setelah peristiwa tersebut Arus pun berbalik, kerajaan2 yang dahulu berada dalam kekuasaan Majapahit akhirnya memisahkan diri. Para keturunan bangsawan Majapahit juga lebih memilih berkonsentrasi pada kekusaaan yang tersisa, termasuk Raja Tuban yakni Wilwatika. Wilwatika tidaklah berhasrat untuk menguasai maupun memperluas kekuasaanya, Perdamaian menurutnya jauh lebih baik dan berarti buat rakyat, tetapi hidupnya akan berubah drastis bukan hanya bergeraknya arus eksternal (munculnya Portugis) dan internal (kedatangan Demak), namun yang lebih penting kedatangan sosok Galeng pemuda desa yang muncul pada waktu hingar bingar arus tersebut.

 Galeng merupakan pemuda desa yang mempunyai kecerdasaan, ketangkasan dan keberanian dibanding pemuda desa lainnya. Kemampuannya juga di tambah selama tinggal di desa, dia sering mendengar "ocehan" (perkataan) Rama Cluring yang katanya pernah merasakan kehebatan Majapahit. Kemampuan fisik di tambah luasnya wawasan, menjadi modal terpenting Galeng untuk masuk sebagai lakon dalam arus balik Nusantara. Hasilnya babak di mulai saat Galeng menghadiri acara kejuaraan di Tuban bersama kekasihnya Idayu.

Peristiwa kemenengan Galeng sebagai pemenang atau juara dalam kejuaran tersebut menjadi titik awal dari pergulatannya. Munculnya konflik seperti pengkhianatan, kehidupan feodalis, muncul "penjilat2", menambah konflik pada kerajaan Tuban. Munculnya kerajaan Portugis  menguasai Raja Malaka menjadi awal Galeng sebagai duta Tuban pada peperangan merebut Malaka, waktu itu di pimpin oleh Adipati Unus atau disebut Laksamana Demak, walau akhirnya pasukan Nusantara kalah disebabkan masih pecah belah dan  belum bersatunya pasukan kerajaan tersebut.

Selain kisah peperangan, novel Pram ini menceritakan bagaimana akulturasi budaya masyarakat Jawa yang dahulu beragama Hindu-Buddha menjadi Islam. Walau peran Wali Songo tidak terlalu dilebihkan tapi sosok Muhammad Firman menjadi rujukan bagaimana agama Islam mulai masuk ke masyarakat Jawa. Muncul drama di sini, bagaimana Firman perang melawan budaya Hindu--Buddha yang masih kental. Akhirnya sangat sedikit dari orang jawa pedalaman yang memeluk agama Islam.

Firman menjadi sosok penting karena merupakan Musafir yang secara langsung diutus oleh Sunan Bonan (Tuban) untuk menyebarkan agama Islam. Tetapi setelah meninggalnya Adipati Unus dan diganti Raden Trenggono mengubah arus politik Kerajaan Demak. Arus yang awalnya mengarah ke peperangan terhadap Portugis (Peranggi) mengalami perubahan tahap demi setahap ke arah memperluas wilayah oleh Raden Trenggono.

Pram juga menghadirkan, bagaimana bangsa Nusantara saat itu mampu berkerja sama dengan pasukan Portugal. Mulai dari Kerajaan Blambangan serta para pasukan pemberontak pimpinan Ki Aji Benggala, membuat kita menggetahui cara penjajah tahap demi setahap mendapat peluang untuk menaklukan Nusantara, namun kemampuan Galeng sebagai tokoh Protagonis muncul daya karismanya  dan mengalahkan aura Raja Walwatika.

Akhirnya peperangan-peperangan pun bermunculan di tanah Jawa, pulau yang tenang(pulau Jawa) berubah menjadi daerah peperangan. Galeng yang akan menjadi Wiragaleng namun akhirnya menjadi tokoh yang ditunggu untuk menggusir penjajah, menghentikan peperangan saudara, menyatukan Nusantara seperti Gajah Mada. Tetapi, seperti kata Pramoedya bahwa Arus saat itu sudah berbalik. Apakah Galeng bisa membalikan arus tersebut seperti dahulu??? Atau tentu Arusnya tetap Balik ???

Novel Arus Balik ini banyak yang mengatakan bahwa novel tersebut adalah karya terbaik dari Pramoedya Ananta Toer selain novel ciptaanya yang lain. Tetapi, kehebatan Pramoedya menyajikan kenyataan sosial (realisme sosial) dalam kisah novel tersebut tentu menjadi kekuatanya tersendiri. Hal ini yang membuat Pramoedya ananta toor bisa disejajarkan dengan J.K.Rowling (pengarang Harry Potter), Dan Brown (pengarang Da Vnci Code, dll). Akan Tetapi, diskriminasi terhadap Pram membuat karyanya tidak pernah muncul. Padahal,  apa yang ditulis dalam Novel Pram merupakan fakta kenyataan yang terjadi pada masyarakat. Mungkin Pramoedya memang benar, sekarang Arus telah berbalik, berbalik berbanding....Cerpen Gus Mustofa Bisri Gus Jakfar
Terima kasih, cukup sekian, mohon koreksi resensi novel Pramoedya Ananta Toor Arus Balik.


0 comments:

Post a Comment